Hidup Sehat Berkat Sang Ratu Berkhasiat (Kulit Manggis)
Indonesia memang Negara tropis yang kaya akan aneka buah. Ada “sang
raja” buah: durian, dan ada pula “sang ratu” buah: manggis. Sayangnya di
mata masyarakat, derajat sang ratu berada jauh di bawah sang raja,
padahal ia memiliki multi manfaat: tidak hanya sebagai buah segar, namun
juga sebagai penyembuh beragam penyakit.
Penampilan buah manggis sebagai meja sebenarnya sangat eksotis: warna buah ungu gelap, bentuknya bulat atau ovoid, serta tangkainya yang tebal berwarna hijau. Manggis menarik untuk dilihat, namun ternyata daging buahnya tipis dan menempel pada biji yang berukuran cukup besar. Kulit buahnya juga tebal sehingga perlu upaya ekstra bagi seseorang untuk membukanya.
Namun, buah berdaging tipis itu ternyata memiliki khasiat herbal yang luar biasa. Seluruh bagian buah manggis, mulai dari kulit buah, daging buah, dan bijinya mengandung senyawa yang dapta menyembuhkan berbagai macam penyakit. Senyawa luar biasa ini disebut xanthone, yang meliputi mangostin, mangostenol, mangostinon A, mangostinon B, trapezifolixanthone, tovophylin, â-mangostin, ß-mangostin, garcinon B, mangostanol, flavonoid, epicatechin dan gratanin. Senyawa xanthone paling banyak terdapat pada kulit buah. Selain xanthone, kulit buah manggis juga mengandung saponin dan tanin.
Kulit buah manggis ternyata sudah dikenal sejak dulu sebagai obat herbal di Negara India, Myanmar, Sri Langka dan Thailand. Secara tradisional, kulit manggis banyak dimanfaatkan untuk menyembuhkan sariawan, cystitis, diare, gonorhea dan eksim. Pemanfaatan secara tradisional ini membuat banyak peneliti melakukan pembuktian kemampuan kulit manggis sebagai obat herbal. Hasilnya sungguh mengejutkan. Selain terbukti secara ilmiah, ternyata kulit manggis dapat dimanfaaatkan dalam skala yang lebih luas. Artinya, lebih banyak lagi penyakit yang dapat disembuhkan dengan kulit buah ini. Salah satunya adalah penyakit yang mematikan, yaitu kanker.
Kehebatan tanaman manggis sebagai obat herbal tidak hanya terletak pada buahnya. Bagian daun, akar, bahkan kulit batang juga memiliki khasiat obat, meskipun tidak sedahsyat kulit buahnya. Saponin, tranin, flavonoid dan polofenol merupakan senyawa-senyawa berkhasiat obat yang banyak terkandung di dalam bagian daun, akar, da kulit batang tersebut. Dengan begitu banyaknya khasiat buah manggis serta penampilannya yang unik dan eksotis, tidaklah keliru apalagi manggis menyandang gelar sebagai “The Finest Fruit of The Tropics”.
Asal usul tanaman manggis memang tidak disebutkan secara pasti. Satu kepustakaan menyebutkan bahwa tanaman manggis berasal dari Malaysia ini dinyatakan oleh Steenis pada tahun 1949. Sumber lain juga menyebutkan bahwa tanaman manggis berasal dari semenanjung malaya. Perdagangan di masa lalu menyebabkan tanaman manggis menyebar dari satu benua ke benua lain, dari satu daerah ke daerah lain, dari Malaysia ke indonesia, terus ke Philipina, Vietnam, Thailand, Burma dan Srilangka.
Pada sekitar tahun 1925, sebuah perusahaan besar bernama The United Fruit coy di Honduras membudidayakan tanaman manggis secara besar-besaran yang bersifat komersial dalam bentuk perkebunan. Hasil budidaya manggis tersebut diperdagangkan oleh perusahaan tersebut dan membawa kesejahteraan bagi masyarakatnya. Kini tanaman manggis sudah menyebar dan dibudidayakan antara lain di Myanmar, indonesia, Australia dan amerika tengah.
Tanaman manggis dikenal sebagai tanaman yang tidak mudah dibuahkan dan jarang berbuah. Tanaman manggis yang diperoleh dari biji baru dapat berbuah setelah berumur minimal 8 tahun. Pada saat pertama kali berbuah, jumlahnya sangat sedikit, dan hal ini berlangsung selama beberapa tahun. Salah satu penyebab lamanya tanaman manggis berbuah adalah perakaran yang sedikit. Dalam setahun, tanaman ini hanya berbuah sekali. Tekhnologi pemangkasan dan pemupukan intensif tidak pernah berhasil “memaksa” pohon manggis berbuah dua kali setahun. Harpan baru muncul dengan ditemukannya tekhnologi akar ganda, yaitu menyambung suatu batang atas (entris) dengan 2-4 batang bawah. Tujuannya adalah memperbanyak jumlah akar, sehingga tanaman manggis memperoleh unsur hara yang cukup.
Masalah lain yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan varietas unggul manggis. Di Indonesia, varietas unggul manggis masih sangat jarang. Varietas unggul yang ada biasanya berasal dari seleksi petani, misalnya varietas Tasikmalaya, Wanayasa, padang, payakumbuh, puspahiang dan malinau. Selain varietas local unggul, juga telah dikembangkan beberapa klon unggul, antara lain, MBS 1, MBS 2, MBS 3, MBS 4, MBS 5, MBS 6 dan MBS 7. Sayangnya, ketersediaan bibit unggul ini tidak dapat diakses dengan mudah oleh petani, sehingga petani tetap menanam bibit berkualitas rendah.
- Manggis: sang ratu berkhasiat obat
Penampilan buah manggis sebagai meja sebenarnya sangat eksotis: warna buah ungu gelap, bentuknya bulat atau ovoid, serta tangkainya yang tebal berwarna hijau. Manggis menarik untuk dilihat, namun ternyata daging buahnya tipis dan menempel pada biji yang berukuran cukup besar. Kulit buahnya juga tebal sehingga perlu upaya ekstra bagi seseorang untuk membukanya.
Namun, buah berdaging tipis itu ternyata memiliki khasiat herbal yang luar biasa. Seluruh bagian buah manggis, mulai dari kulit buah, daging buah, dan bijinya mengandung senyawa yang dapta menyembuhkan berbagai macam penyakit. Senyawa luar biasa ini disebut xanthone, yang meliputi mangostin, mangostenol, mangostinon A, mangostinon B, trapezifolixanthone, tovophylin, â-mangostin, ß-mangostin, garcinon B, mangostanol, flavonoid, epicatechin dan gratanin. Senyawa xanthone paling banyak terdapat pada kulit buah. Selain xanthone, kulit buah manggis juga mengandung saponin dan tanin.
Kulit buah manggis ternyata sudah dikenal sejak dulu sebagai obat herbal di Negara India, Myanmar, Sri Langka dan Thailand. Secara tradisional, kulit manggis banyak dimanfaatkan untuk menyembuhkan sariawan, cystitis, diare, gonorhea dan eksim. Pemanfaatan secara tradisional ini membuat banyak peneliti melakukan pembuktian kemampuan kulit manggis sebagai obat herbal. Hasilnya sungguh mengejutkan. Selain terbukti secara ilmiah, ternyata kulit manggis dapat dimanfaaatkan dalam skala yang lebih luas. Artinya, lebih banyak lagi penyakit yang dapat disembuhkan dengan kulit buah ini. Salah satunya adalah penyakit yang mematikan, yaitu kanker.
Kehebatan tanaman manggis sebagai obat herbal tidak hanya terletak pada buahnya. Bagian daun, akar, bahkan kulit batang juga memiliki khasiat obat, meskipun tidak sedahsyat kulit buahnya. Saponin, tranin, flavonoid dan polofenol merupakan senyawa-senyawa berkhasiat obat yang banyak terkandung di dalam bagian daun, akar, da kulit batang tersebut. Dengan begitu banyaknya khasiat buah manggis serta penampilannya yang unik dan eksotis, tidaklah keliru apalagi manggis menyandang gelar sebagai “The Finest Fruit of The Tropics”.
- Daerah asal
Asal usul tanaman manggis memang tidak disebutkan secara pasti. Satu kepustakaan menyebutkan bahwa tanaman manggis berasal dari Malaysia ini dinyatakan oleh Steenis pada tahun 1949. Sumber lain juga menyebutkan bahwa tanaman manggis berasal dari semenanjung malaya. Perdagangan di masa lalu menyebabkan tanaman manggis menyebar dari satu benua ke benua lain, dari satu daerah ke daerah lain, dari Malaysia ke indonesia, terus ke Philipina, Vietnam, Thailand, Burma dan Srilangka.
Pada sekitar tahun 1925, sebuah perusahaan besar bernama The United Fruit coy di Honduras membudidayakan tanaman manggis secara besar-besaran yang bersifat komersial dalam bentuk perkebunan. Hasil budidaya manggis tersebut diperdagangkan oleh perusahaan tersebut dan membawa kesejahteraan bagi masyarakatnya. Kini tanaman manggis sudah menyebar dan dibudidayakan antara lain di Myanmar, indonesia, Australia dan amerika tengah.
- Sang ratu di indonesia
Tanaman manggis dikenal sebagai tanaman yang tidak mudah dibuahkan dan jarang berbuah. Tanaman manggis yang diperoleh dari biji baru dapat berbuah setelah berumur minimal 8 tahun. Pada saat pertama kali berbuah, jumlahnya sangat sedikit, dan hal ini berlangsung selama beberapa tahun. Salah satu penyebab lamanya tanaman manggis berbuah adalah perakaran yang sedikit. Dalam setahun, tanaman ini hanya berbuah sekali. Tekhnologi pemangkasan dan pemupukan intensif tidak pernah berhasil “memaksa” pohon manggis berbuah dua kali setahun. Harpan baru muncul dengan ditemukannya tekhnologi akar ganda, yaitu menyambung suatu batang atas (entris) dengan 2-4 batang bawah. Tujuannya adalah memperbanyak jumlah akar, sehingga tanaman manggis memperoleh unsur hara yang cukup.
Masalah lain yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan varietas unggul manggis. Di Indonesia, varietas unggul manggis masih sangat jarang. Varietas unggul yang ada biasanya berasal dari seleksi petani, misalnya varietas Tasikmalaya, Wanayasa, padang, payakumbuh, puspahiang dan malinau. Selain varietas local unggul, juga telah dikembangkan beberapa klon unggul, antara lain, MBS 1, MBS 2, MBS 3, MBS 4, MBS 5, MBS 6 dan MBS 7. Sayangnya, ketersediaan bibit unggul ini tidak dapat diakses dengan mudah oleh petani, sehingga petani tetap menanam bibit berkualitas rendah.
- beragam manfaat tanaman manggis
- Manfaat akar manggis
- Manfaat akar kulit batang
- Manfaat daun
- Manfaat daging buah
- Manfaat kulit buah
Komentar
Posting Komentar